Entri Populer

Senin, 23 Mei 2011

refrat terapi rehabilitasi vestibuler pada pasien vertigo

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo adalah sensasi berputar diri / sekitar yang berhubungan dengan gangguan sistem keseimbangan tubuh . Banyak dijumpai di praktek umum, rawat jalan RS umum / khusus neurologi atau di bangsal RS umum / khusus neurologi . Penelitian menyebutkan pada rawat jalan / poliklinik neurologi, vertigo ditemukan terbanyak setelah nyeri, stroke, nyeri kepala dan epilepsi dengan keluhan samar, seperti perasaan mau pingsan, kepala terasa ringan, mata berkunang – kunang dan gangguan keseimbangan . Pada rawat inap di bangsal neurologi terbanyak kedua setelah stroke dengan keluhan vertigo yang berat disertai gangguan keseimbangan yang berat dan rata – rata lama perawatan terbanyak 3 hari.

B. Tujuan Penulisan
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menilai efek terapi rehabilitasi vestibuller pada pasien vertigo, namun apakah memiliki nilai yang signifikan dan dapat mewakili populasi ? serta apakah memiliki nilai aplikatif yang tinggi?








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TERAPI REHABILITASI VESTIBULLAR PADA VERTIGO
Terapi rehabilitasi vestibular (vestibular rehabilitation therapy/VRT) merupakan terapi fisik untuk menyebuhkan vertigo. Tujuan terapi ini adalah untuk mengurangi pusing, meningkatkan keseimbangan, dan mencegah seseorang jatuh dengan mengembalikan fungsi sistem vestibular. Pada VRT, pasien melakukan latihan agar otak dapat menyesuaikan dan menggantikan penyebab vertigo. Keberhasilan terapi ini bergantung pada beberapa faktor pasien yang meliputi usia, fungsi kognitif (memori, kemampuan mengikuti pentunjuk), kemampuan kordinasi dan gerak, dan kesehatan pasien secara keseluruhan (termasuk sistem saraf pusat), serta kekuatan fisik. Dalam VRT, pasien yang datang ke dokter, akan menjalani beberapa latihan yang akan melatih keseimbangan dalam tingkat yang lebih tinggi, meliputi gerakan kepala, gerakan mata, dan berjalan.
Latihan-latihan (excercise) rehabilitasi vestibuler sering dimasukkan dalam tatalaksana vertigo. Latihan-latihan ini melatih otak untuk menggunakan isyarat penglihatan (visual) dan proprioseptif alternatif untuk mempertahankan keseimbangan dan gaya berjalan (gait). Pasien perlu mengalami kembali vertigo sehingga otak dapat beradaptasi terhadap batasan baru fungsi vestibuler. Setelah stabilisasi akut pasien dengan vertigo, penggunaan obat-obatan supresan vestibuler harus dikurangi guna membantu adaptasi otak dengan input vestibuler yang baru. Tujuan dari rehabilitasi ini adalah untuk membantu pasien menyesuaikan ( mengakomodasi ) pada persoalan keseimbangan begitu juga untuk mengurangi kekambuhan gejala-gejala.
Telah dilakukan penelitian untuk menilai efektifitas terapi rehabilitasi vestibuler pada pasien dengan vertigo, berikut adalah hasil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan :

Jenis Penelitian Jumlah sampel Tahun penelitian Signifikansi
RCT 143 2006 P < 0,005
Efficacy 200 2004 P < 0,005
Retrospektif 160 2005 P < 0,005




Study Design/ Methodology of Articles Retrieved Level Number Located Author (Year)
Randomized Control Trial 3 • Cohen & Alford,
Level 1 (2004)
• Hansson,
Mansson, &
Hakansson,
(2004)
• Bittar & Venosa,
(2007)
Before and after Level IV 1 • Badaracco, Lanin, Meli,
Angelis, & Tufarelli, (2007)
Cohort Level II 1 • Schubert,Migliaccio,
Clendaniel,
Allak, & Carey,
(2008)
Clinical Guidelines N/A 1 • OT Practice
(2008)







Study 1 Study 2 Study 3 Study 4
Badaracco, C., Bittar, R.S., & Hansson, E.E., Schubert, M.C.,
Labini, F.S., Meli, A., Angelis, E.D., & Tufarelli, D. (2007) Venosa, A.R. (2007). Mansson, N.O., & Hakansson, A. (2004) Migliaccio, A.A., Clendaniel, R.A., Allak, A., & Carey, J.P. (2008)
Intervention investigated The performance of one cycle of 12 daily rehabilitation sessions (2 hours each) consisting of exercises to improve vestibulo-oculomotor reflex Performance of exercises for adaptation of the vestibulo-oculomotor reflex Balance training on uneven surfaces (such as foam) and vestibular rehabilitation in group sessions twice a week for six weeks Gaze and gait stabilization, consisting exercises performed 4 to 5 times per day for a total of 20 to 30 minutes
Comparison intervention None Control group performed placebo exercises None Passive head thrusts rather than active head
movements
Outcomes used Dizziness Handicap Inventory, Activities Specific Rhomberg test Fukuda test, PHSN test, Rhomberg test, Stops walking when talking test, Dizziness Handicap Inventory (valid
Balance Visual analogue SOLEO/SOLEC(sta and reliable),
Confidence Scale, scale (valid and nding on one leg Computerized
Computerized reliable), Fukuda with eyes DVA test, and
Dynamic test, and PHSN open/closed), Single opotype
Posturography, test Walking heel to toe, (letter E)
Computerized Walking in a figure
Dynamic Visual Acutity Test, and Gaze Stabilization eight, Visual Analogue Scale
Test

Findings Patients Vestibular Balance training and Vestibular
significantly exercises are vestibular rehabilitation
improved in all effective in rehabilitation increases angular
tests reducing the improved the ability vestibule-ocular
duration of to stand on one leg reflex during
symptoms and with eyes closed in active head
the need of persons with rotation
medication dizziness aged 50
years and over

Berikut adalah daftar dari latihan-latihan vestibular yang dapat dilakukan pasien dalam kehidupan sehari- hari, selain mudah juga tidak membutuhkan peralatan yang mahal ataupun sulit. Dimana terapi rehabilitasi pasien vertigo mencakup : 1. Latihan sambil duduk atau di ranjang, 2. Latihan sambil berdiri dan 3. Latihan sambil bergerak atau berjalan.
1. Duduk atau di ranjang.
o Gerakan-gerakan mata: gerakan mata-mata pertama-tama secara perlahan-lahan, kemudian secara cepat keatas dan kebawah, sisi ke sisi, dan secara diagonal. Fokus pada jari-jari tangan anda ketika anda menjauhinya dari 1 foot (kaki) sampai 3 feet (kaki) dari muka.
o Gerakan-gerakan kepala: gerakan kepala pertama-tama secara perlahan-lahan, kemudian secara cepat, dengan mata-mata terbuka, membungkuk kedepan dan kebelakang, memutar dari sisi ke sisi, memiringkan dari sisi ke sisi, den bergerak secara diagonal. Ulangi dengan mata-mata tertutup.
2. Berdiri
o Ulangi latihan bagian 1 ketika berdiri.
o Berubah dari posisi duduk ke posisi berdiri, pertama dengan mata-mata yang terbuka, dan kemudian dengan mata-mata yang tertutup.
o Lemparkan bola dari tangan ke tangan diatas ketinggian mata.
o Lemparkan bola dari tangan ke tangan dibawah lutut-lutut.
o Rubah dari duduk ke berdiri, putar pertama ke satu sisi dan kemudian ke sisi lain.
3. Bergerak
o Berjalan menyeberangi ruangan dengan mata-mata yang terbuka, dan kemudian dengan mata-mata yang tertutup.
o Berjalan menaiki dan menuruni kemiringan dengan mata-mata yang terbuka, dan kemudian dengan mata-mata yang tertutup.
o Manaiki dan menuruni tangga-tangga dengan mata-mata yang terbuka, dan kemudian dengan mata-mata yang tertutup.
o Sit up dan berbaring di ranjang.
o Duduk di kursi, kemudian berdiri.
o Mengembalikan keseimbangan ketika didorong pada arah yang spesifik.
o Lempar dan tangkap bola.
o Turut serta pada setiap permainan yang melibatkan membungkuk dan meregang dan mengarahkan, seperti bowling, volleyball, atau shufflebo









BAB III
PENUTUP
Terapi vertigo sebenarnya meliputi terapi medikamentosa dan nonmedikamentosa, dimana biasanya terapi medikamentosa digunakan saat pasien dalam fase akut, terutama dengan kondisi yang berat. Sedangkan terapi nonmedikamentosa, dalam hal ini terapi rehabilitasi lebih ditujukan untuk fase penyembuhan. Dimana terapi rehabilitasi lebih ditujukan untuk membiasakan dan melatih pasien dengan vertigo, dengan harapan dapat meringankan keluhan saat terjadinya serangan.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menilai efektifitas terapi rehabilitasi vestibuler pada pasien vertigo, dapat disimpulkan bahwa terapi rehabilitasi vestibuler memiliki peranan dalam mengurangi beratnya gejala dan angka kekambuhan, serta dapat membiasakan penderita dengan kondisi saat terjadi serangan sehingga pasien dengan vertigo tetap dapat melakukan aktifitas sehari- hari.










DAFTAR PUSTAKA

Cohen, H.S., & Alford, B.R. (2004). Changes in a repetitive head movement task after vestibular rehabilitation. Clinical Rehabilitation, 18, 125-131.

Badaracco, C., Labini, F.S., Meli, A., Angelis, E.D., & Tufarelli, D. (2007). Vestibular rehabilitation outcomes in chronic vertiginous patients through computerized dynamic visual acuity and gaze stabilization. Otology & Neurotology, 28, 809-813.

Bittar, R.S., & Venosa, A.R. (2007). Vestibular rehabilitation exercises in acute vertigo. The Laryngoscope, 117, 1782-1487.

Hansson, E.E., Mansson, N.O., & Hakansson, A. (2004). Effects of specific rehabilitation for dizziness among patient in primary healthcare. A randomized controlled trial. Clinical Rehabilitation, 18, 558-565.

Schubert, M.C., Migliaccio, A.A., Clendaniel, R.A., Allak, A., & Carey, J.P. (2008). Mechanism of dynamic visual acuity recovery with vestibular rehabilitation. Archives of Physical Medicine Rehabilitation, 89, 500-507.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar